SSDM POLRI- Regina Anugerahanni Rosari, calon taruni Akademi Kepolisian (Akpol) asal pengiriman Polda Lampung tiga kali mengikuti seleksi taruna-taruni Akpol. Dia mengatakan tujuannya masuk Akpol ingin mendapatkan kesempatan pendidikan terbaik secara gratis, sehingga tak lagi membebani kedua orang tuanya.
“Ini tahun ketiga daftar Akpol, tahun terakhir. Saya ingin mendapat pendidikan gratis sehingga tidak lagi membebani orang tua terkait dengan biaya pendidikan dan biaya sehari-hari selama pendidikan. Saya juga ingin punya pekerjaan yang tetap,” ujar Regin, sapaan akrabnya, kepada SSDM POLRI di Gedung Fasdik Lama, Flat Taruni, Resimen Akpol, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (27/7/2024).
Regin mengatakan keluarganya sederhana. Ayahnya sempat bekerja sebagai satpam, namun kini bekerja di pabrik pakan udang, sementara ibunya pedagang sembako di Pasar Beringin, Bandar Lampung.
“Ayah saya dulu satpam, tapi pensiun jadi satpam, sekarang kerja di pabrik pakan udang. Kalau ibu saya pedagang sembako di pasar, toko biasa, toko kecil,” kata bungsu dari dua bersaudara ini.
Perempuan 20 tahun yang hobi menulis dan olahraga tinju ini juga mengungkapkan alasan lainnya sehingga dia bersikeras tiga kali ikut seleksi Akpol, yakni karena ingin menuangkan ide-idenya terkait pelayanan masyarakat.
“Kenapa mau jadi perwira? Karena lebih mudah untuk menuangkan sebuah ide. Bisa mengaplikasikan idenya, bukan sekadar hanya yang terima perintah saja. Lewat pendidikan di sini saya bisa berguna untuk banyak orang, karena memang inti dari tugas polisi kan melayani dan melindungi masyarakat. Polisi kan tugasnya bersentuhan langsung ke masyarakat,” beber dia.
Regin menyebut modalnya untuk masuk Akpol hanya kegigihan. “Dapat dibuktikan dari saya mencoba tiga kali. Tahun pertama saya ranking 3, tahun kedua saya ranking 2, dan ini tahun ketiga saya ranking 1 panitia daerah, Puji Tuhan,” ucap dia.
Soal kegigihan, Regin membeberkan persiapannya untuk mengikuti seleksi Akpol ketiga kalinya adalah dengan menambah porsi belajar dan latihan jasmani. Termasuk berlatih tinju untuk persiapan tahap Pemeriksaan Penampilan (Rikpil).
“Karena ini tahun ketiga, saya tambah itu porsi belajarnya. Ikut les nggak cuma di 1 tempat. Les psikologi ada 2, les academik ada beberapa offline dan online. Untuk jasmaninya pagi lari, sore renang, terus malem nanti kalau ada class boxing saya boxing dulu,” jelas Regin.
Tiga kali mengikuti seleksi Akpol, perempuan yang pernah menyabet Juara I Kejuaraan Tinju Amatir tingkat Provinsi Lampung ini berpendapat rangkaian pemeriksaan dan tes dijalaninya dengan adil dan terbuka. Regin sadar ada beragam komentar soal seleksi Akpol yang muncul di masyarakat, namun pendapatnya berdasarkan pengalaman pribadinya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggaraan seleksi taruna-taruni Akpol atas terselenggaranya sistem seleksi yang humanis, transparan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemarin itu jasmani semuanya udah pake sensor semua, menurut saya ini bagus, itu ke itu berlaku untuk semua peserta,” ucap Regin.
“Dan sebelum tes pakai alat, selalu ada gladibersihnya untuk kita. Lalu saat CAT, soalnya diacak dan nilainya langsung muncul setelah selesai. Jadi saya tutup telinga saja sih kalau ada yang nakut-nakutin ini-itu, karena saya pribadi tidak mengalami itu. Kalau saya alami, tidak akan saya mau tiga kali berusaha masuk Akpol,” pungkas dia.